Minggu, 24 Juni 2012

Pengendalian Sosial

1) Pengertian
Social control atau pengendalian sosial adalah sesuatu yang nyata dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menciptakan kondisi yang mereka inginkan. Ada beberapa pendapat tentang definisi pengendalian sosial, antara lain:
a. Astrid S. Susanto mengemukakan, bahwa pengendalian sosial adalah kontrol yang bersifat psikologis dan nonfisik karena merupakan “tekanan mental” terhadap individu sehingga individu akan bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian dalam kelompok tersebut..
b. Joseph Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial merupakan segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah/norma/aturan yang berlaku di masyarakat.
c. Menurut Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkananggotanya yang membangkang. 
d. Karel Veeger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-cara dan metode-metode yang dipergunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat, yang jika dijalankan secara efektif, perilaku individu akan konsisten dengan tipe perilaku yang diharapkan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control).
e. Menurut Koentjaraningrat, ada tiga proses sosial yang perlu mendapat pengendalian sosial, yaitu:
1. Ketegangan sosial yang terjadi antara adat-istiadat dan kepentingan individu.
2. Ketegangan sosial yang terjadi karena adanya pertemuan antar golongan khusus.
3. Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan yang melakukan penyimpangan secara sengaja menentang tata kelakuan atau peraturan.
2) Jenis Pengendalian Sosial
a. Pengendalian individu terhadap individu lain. 
Hal ini terjadi jika individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, baik disadari maupun tidak. Amir menyuruh adiknya agar berhenti berteriak-teriak. Tono mengawasi adiknya agar tidak berkelahi. 
b. Pengawasan individu dengan kelompok. 
 Guru mengawasi ujian di kelas. Polisi mengatur lalu lintas. Bapak memerintah anak-anaknya untuk segera belajar dari pada ribut terus.
c. Pengawasan kelompok dengan individu. 
Bapak dan Ibu Nabil selalu mengontrol perilaku anak tunggalnya. Kawanan massa menghajar seorang pencopet. Tim gabungan polisi yang menangkap seorang pengedar narkoba. 
d. Pengawasan antar kelompok.
Pengawasan KPK terhadap DPR, dll.
3) Bentuk Pengendalian Sosial
a. Preventif 
Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran. Contoh: Seoarang bapak menasehati anaknya agar tidak merokok Untuk mencegah anaknya berkelahi Ibu Amir menyuruh anak-anaknya tidak bermain di luar rumah. Tidak bosan-bosannya guru menasehati murid-muridnya untuk segera pulang dan tidak nongkrong-nongkrong dulu di jalanan; untuk menghindari terjadinya tawuran pelajar, merokok atau terlibat narkoba.

b. Represif
Adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.Contoh pengendalian represif yang betul, misalnya : Pemberian hukuman bagi seseorang yang melakukan pelanggaranHakim menjatuhkan hukuman kepada terpidana. Pak Darmawan di PHK karena korupsi.
4) Teknik Pengendalian Sosial
a. Persuasif
Persuasif merupakan cara pengendalian tanpa kekerasan. Cara pengendalian lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat, terkesan halus dan berupa ajakan atau himbauan.
b. Koersif
Cara koersif lebih menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekerasan fisik. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan perbuatan buruknya lagi. Jadi terkesan kasar dan keras. Cara ini hendaknya merupakan upaya terakhir sesudah melakukan cara persuasif.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar