Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh destutt
de trascky pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu , sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau
sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan
kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi Marxisme). Ideologi
dipandang sebagai sistem pemikiran yang diciptakan oleh suatu kekuatan untuk
kepentingan kekuatan itu sendiri. Ideologi tidak
ditekankan pada kebenaran-kebenaran intelektual
melainkan pada manfaat-manfaat praktikal Ideologi
meminta kesetiaan yang tegas tanpa kompromi. Ideologi
lebih dipandang sebagai “system kekuatan” daripada hal yang bersifat
ilmiah dan Falsafahiah
Seperti
yang kita ketahui bahwa ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila.
Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagaimana kita
yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa
Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa
Indonesia bersatu. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa
Indonesia bersatu. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Tetapi
sekarang ini kenyataannya sangat jauh dari apa yang diharapkan ,seiring dengan
berkembangnya jaman yang sangat bebas dan masyarakat yang tidak selektif
menilai teknologi yang dianggap penting atau tidak penting sangat mempunyai
kecenderungan untuk jauh dari apa yang menjadi sikap yang individualisme dan
hanya mementingkan kepentingan idividu (kelompoknya) menjadikan ideology
Pancasila ini semakin pudar dan jauh dari penerapan yang sesuai dari
nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Keadaan seperti ini secara perlahan juga
akan menghilangkan kearifan local yang memang sudah ada sejak dulu pada
masyarakat Indonesia dan Sangat disayangkan ideology yang menjadi dasar Negara
kita yakni ideology Pancasila bukannya semakin menguat , tetapi yang terjadi
malah sebaliknya yakni menjadi ideology yang hanya dijadikan sebagai bingkai
“frame” saja , karena penerapan yang terjadi sekarang ini pun sudah jelas
terlihat semakin banyaknya perbuatan-perbuatan individu ataupun kelompok yang
tidak sesuai dengan koridor-koridor nilai dari pancasila itu sendiri. Contoh
hal sepele yang terjadi di masyarakat diberbagai daerah di Indonesia yang dulu
benar-benar ada namun sekarang semakin menghilang yakni adanya sikap “ gotong
royong “ dan adanya perkumpulan-perkumpulan yang positive dalam masyarakat (
musyawarah dalam mufakat untuk memecahkan suatu permasalahan dan perkumpulan
rutin pemuda-pemudi kampung yang menekankan pembahasan tentang jiwa
nasionalisme ).
Gotong
royong merupakan kegiatan bekerja bersama-sama dan adanaya komunikasi yang baik
antar individu untuk satu tujuan. Dalam kamus bahasa Indonesia yang disusun
oleh W.J.S. Poerwadarminta berarti bekerja bersama-sama, tolong-menolong, atau
bisa juga berarti bahu membahu. Gotong royong dikatakan oleh Bung karno sebagai
ekasila dalam menyimpulkan Pancasila.
Kata
Gotong Royong sekarang ini seperti sudah terlupakan, seiring dengan
tumbuhnya sikap individualistis masyarakat , Seiring pudarnya Ideologi
Pancasila, nilai-nilai persaudaraan sesama saudara seagama seolah ikut pudar,
padahal sebagian besar masyarakat kita adalah beragama islam yang jelas-jelas
mengajarkan kita untuk saling kasih mengasihi antar sesama, dan agama lainyapun
pasti mengajarkan hal yang sama. Gotong Royong adalah budaya asli
Indonesia yang sangat sesuai dengan ajaran agama. Ironisnya lagi Pancasila
hanya dijadikan bahan seremonial dalam pelaksanaan upacara. Kondisi di atas
diperparah lagi dengan gejala bahwa kini akademisi, pejabat sipil dan militer,
serta politisi hampir tidak pernah menjadikan Pancasila sebagai perspektif
dalam mengomentari berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara kita.
Mereka lebih sering menggunakan perspektif teori-teori Barat yang belum tentu
sesuai dengan kondisi sosial budaya kita.
Padahal nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila kalau kita kaji secara mendalam dapat menjadi
inspirasi dalam penyelesaian persoalan yang kita hadapi dewasa ini.Hal kecil
seperti itulah yang menjadikan Pancasila juga hanya sebagai jargon dan slogan
belaka dan masih banyak lagi hal-hal lainya yang menjadikan semakin pudarnya
Ideologi Pancasila ini. Solusi yang cukup baik dalam kondisi seperti ini adalah
kesadaran kembali kepada nilai-nilai pancasila dan selektif dalam menilai
paham-paham dan teknologi yang datang dari luar. Cara kembali kepada nilai-nilai
Pancasila memang bukanlah hal yang mudah namun bisa dilakukan antara lain
dengan cara : Pertama, Internalisasi nilai-nilai Pancasila, baik melalui
pendidikan formal maupun nonformal, Pada pendidikan formal perlu Dilakukan
peningkatan kinerja cara pengajaran dan transfer nilai melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (dulu Pendidikan Moral Pancasila) di sekolah
Pendidikan non formal bisa dfilakukan dengan interaksi dan kerjasama dalam
masyarakat (misalnya : gotong royong), Kedua, Pancasila harus diimplementasikan
melalui penegakan hukum yang adil dan tegas. misalnya, aparat penegak hukum
harus tegas dan tanpa kompromi menindak para pelaku kejahatan, termasuk
koruptor. Ketiga, dari ketauladanan para pemimpin, baik pejabat Negara maupun tokoh
masyarakat. Dengan ketauladanan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
diharapkan masyarakat luas akan mengikutinya. Keempat, perlunya meningkatkan
rasa nasionalisme dengan berbagai banyak cara dan memupuk kembali kearifan
local yang sudah ada dan menjadi ciri-ciri dari masyarakat Indonesia yang telah
ada sejak dulu, sehingga akan menumbuhkan kesadaran yang merujuk ke arah
pengamalan nilai-nilai pancasila. Untuk itu sudah semestinya kita bangga
memiliki Negara yang berideologikan Pancasila. Mari kita kembali ke jati diri
bangsa (Pancasila) dalam menyelesaikan setiap masalah kebangsaan yang ada
sekarang ini !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar